SETIAFAKTA.COM – Film “Suka Duka Tawa” menghadirkan kisah drama keluarga yang dibalut komedi, mengikuti perjalanan seorang komika muda bernama Tawa yang menjadikan luka masa kecilnya sebagai materi stand-up comedy di atas panggung.
Tawa, yang diperankan oleh Rachel Amanda, tumbuh dengan kehilangan sosok ayah. Luka tersebut ia olah menjadi bahan lawakan, hingga suatu hari ia kembali dipertemukan dengan ayahnya. Pertemuan itu justru membuka kembali rahasia dan aib masa lalu sang ayah, yang dengan caranya sendiri berusaha membantu Tawa menghadapi kehidupannya.
Kisah ini menyoroti bagaimana tawa dan kesedihan sering berjalan berdampingan. Penonton diajak tertawa sekaligus tersentuh oleh dinamika hubungan ayah dan anak, serta proses penyembuhan luka emosional melalui humor.
Baca Juga: Prilly Latuconsina Lakukan Riset Mendalam demi Peran Ibu Muda di Film Patah Hati yang Kupilih
Film ini merupakan debut penyutradaraan film panjang Aco Tenriyagelli. Menurut Aco, cerita “Suka Duka Tawa” lahir dari pengamatan bahwa momen paling sedih dan paling lucu dalam hidup kerap saling beririsan.
“Aku selalu merasa kita bisa menertawakan sesuatu setelah habis sedih banget. Sebaliknya, sesuatu yang dulu sangat lucu bisa jadi terasa menyedihkan,” ujar Aco dalam konferensi pers usai pemutaran film di Jakarta, Jumat (19/12).
Dunia stand-up comedy dipilih sebagai latar utama karena dinilai merepresentasikan banyak anak muda yang tumbuh dengan kehilangan figur orang tua. Film ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman yang personal, sekaligus relevan bagi penonton luas.
Selain Rachel Amanda, film ini dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana, Marissa Anita, Enzy Storia, Abdel Achrian, Nazira C. Noer, dan Mang Saswi. Sejumlah komika Tanah Air seperti Arif Brata, Bintang Emon, dan Gilang Bhaskara juga turut tampil sebagai bagian dari geng stand-up ABG.
Enzy Storia, yang memerankan karakter Adin, mengaku mengalami tantangan tersendiri saat harus membawakan adegan stand-up comedy.
“Itu stres banget karena ternyata stand-up enggak segampang kelihatannya. Materi yang menurut kita lucu, belum tentu diterima penonton,” kata Enzy.***
