SETIAFAKTA.COM— Fedi Nuril dan Ali Fikry terlibat dalam film Bapakmu Kiper, sebuah film komedi-olahraga yang mengangkat budaya sepak bola tarkam (antar kampung) yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Film ini menjadi proyek perdana rumah produksi Entelekey Sinema Indonesia (ESI) dan dijadwalkan memulai proses syuting dalam waktu dekat sebelum dirilis di bioskop pada 2026.
Film Bapakmu Kiper menawarkan sudut pandang yang jarang diangkat dalam perfilman Indonesia. Alih-alih menyoroti sepak bola profesional, film ini justru mengeksplorasi atmosfer pertandingan tarkam—ruang tempat bakat-bakat muda diuji, ambisi tumbuh, dan solidaritas antarwarga kampung terbentuk.
Fedi Nuril mengaku tertarik terlibat karena kekuatan cerita yang dekat dengan realitas banyak keluarga Indonesia. “Banyak film tentang sepak bola profesional, tapi cerita soal tarkam, pertandingan antar kampung, jarang sekali muncul. Ceritanya lucu, hangat, dan punya kedekatan emosional,” ujar Fedi dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Skandal Tokyogurl di SEA Games 2025, Thailand Dibikin Malu sebagai Tuan Rumah
Disutradarai Ody C. Harahap
Film ini disutradarai oleh Ody C. Harahap dan ditulis oleh Titien Wattimena bersama Aaron Hart serta tim Katatinut. Selain Fedi Nuril dan Ali Fikry, jajaran pemain juga diisi oleh Tanta Ginting, Augie Fantinus, dan Neysa Chandria.
Bagi Ody, Bapakmu Kiper menjadi pengalaman pertamanya menggarap film bertema olahraga. Ia melihat dunia tarkam sebagai lanskap yang kaya konflik dan komedi. “Dinamika pemain, persaingan sengit di lapangan, sampai momen-momen lucu yang akrab dengan kehidupan kampung menjadi daya tarik tersendiri,” tuturnya.
Produser Arci Fadillah menyebut pemilihan Ody sebagai sutradara bukan tanpa alasan. Menurutnya, gaya penyutradaraan dan sentuhan komedi Ody sangat sesuai dengan visi film. “Kolaborasi dengan Mas Ody dan tim Katatinut membuat kami yakin film ini akan menjadi tontonan komedi-olahraga yang seru dan menghibur,” katanya.
Kisah Ayah, Anak, dan Kesempatan Terakhir
Bapakmu Kiper berkisah tentang Ronaldhino Sujatmiko alias Dino (18), seorang remaja yang sejak tujuh tahun lalu meyakini bahwa kematian ibunya terjadi akibat kesalahan sang ayah, Warto (39). Warto adalah seorang tukang ikan sekaligus mantan jago tarkam yang kini lebih dikenal karena kebiasaan berjudi bola.
Hubungan ayah dan anak itu renggang hingga Dino memilih untuk tidak lagi berharap pada Warto. Kesempatan Dino untuk keluar dari kehidupan kampung terbuka melalui ajang Tarkam Super Cup, turnamen terakhir pencari bakat sebelum pintu menuju liga profesional tertutup.
Konflik memuncak ketika tim andalan Dino direbut pihak lain menjelang final. Berusaha menebus kesalahan masa lalu, Warto nekat membentuk tim baru yang berisi para pemain veteran, dijuluki Serigala Tua. Dengan kondisi fisik yang tak lagi prima, persiapan minim, bahkan keputusan meminta bantuan dukun, Warto mempertaruhkan segalanya demi masa depan sang anak.
Komitmen ESI pada Cerita Lokal
Direktur Utama ESI, Garnet Geraldine, menyatakan bahwa Bapakmu Kiper mencerminkan komitmen perusahaannya untuk menghadirkan cerita yang relevan dengan masyarakat. “Melalui proyek perdana ini, kami berharap dapat berkontribusi pada perkembangan film Indonesia sekaligus menetapkan standar bagi karya-karya ESI ke depan,” ujarnya.
Dengan balutan komedi, drama keluarga, dan semangat sepak bola kampung, Bapakmu Kiper diharapkan menjadi film yang tak hanya menghibur, tetapi juga merefleksikan denyut kehidupan masyarakat Indonesia dari lapangan tanah hingga mimpi menuju masa depan yang lebih baik.