Aitana Bonmatí Dinobatkan sebagai Pemain Wanita Terbaik Dunia 2025, Dominasi Era Sepak Bola Wanita

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 21:00 WIB
Potret pemain bola perempuan asal Spanyol Aitana BonmatI. (Instagram/@aitanabonmati)
Potret pemain bola perempuan asal Spanyol Aitana BonmatI. (Instagram/@aitanabonmati)

SETIAFAKTA.COM   — Gelandang Barcelona dan tim nasional Spanyol, Aitana Bonmatí, kembali menegaskan statusnya sebagai pemain terbaik dunia setelah meraih The Best FIFA Women’s Player of the Year 2025. Penghargaan ini menjadi yang ketiga secara beruntun, sekaligus mengukuhkan dominasinya di sepak bola wanita modern.

Pada usia 27 tahun, Bonmatí menjalani tahun yang luar biasa baik di level klub maupun internasional. Bersama Barcelona, ia menjadi motor permainan yang membawa Blaugrana meraih gelar keenam Liga F secara beruntun dan Copa de la Reina dua musim berturut-turut. Visi bermain, kontrol tempo, serta kecerdasannya membaca permainan menjadikan Bonmatí pusat kreativitas tim yang dianggap sebagai salah satu tim wanita terbaik sepanjang sejarah.

Baca Juga: Hamish Daud Semangati Korban Banjir dan Longsor di Aceh Utara

Kehebatannya tak hanya terlihat lewat trofi, tetapi juga konsistensi performa. Bonmatí mampu mengendalikan lini tengah dengan kombinasi teknik tinggi, stamina luar biasa, dan kepemimpinan alami. Ia menjadi penghubung sempurna antara pertahanan dan lini serang, sekaligus pembeda di laga-laga besar.

Di level internasional, Bonmatí berperan krusial membawa Spanyol ke final Euro 2025. Meski La Roja harus mengakui keunggulan Inggris di partai puncak, performa Bonmatí tetap mendapat pujian luas. Hebatnya lagi, ia tampil di turnamen tersebut setelah sempat pulih dari meningitis hanya beberapa hari sebelum kompetisi dimulai, menunjukkan mental juara yang luar biasa.

Tahun 2025 sejatinya bisa menjadi lebih sempurna. Barcelona gagal meraih gelar Liga Champions Wanita setelah kalah dari Arsenal di final, menggagalkan ambisi meraih tiga gelar Eropa secara beruntun. Selain itu, Bonmatí kini harus menepi selama sekitar lima bulan akibat patah tulang fibula kiri yang ia alami saat latihan menjelang final UEFA Women’s Nations League melawan Jerman.

Meski tidak hadir langsung di Doha karena cedera, Bonmatí menyampaikan rasa syukurnya melalui sambungan video.

“Saya sangat berterima kasih atas penghargaan ini. Ini untuk para pelatih dan para penggemar. Terima kasih banyak,” ujar Bonmatí dari Barcelona.

Prestasi ini melengkapi tahun emas Bonmatí, setelah sebelumnya ia juga meraih Ballon d’Or Wanita ketiga berturut-turut. Dalam perebutan penghargaan FIFA The Best, ia mengungguli deretan pemain top dunia seperti Alexia Putellas, Patri Guijarro, Claudia Pina, Ewa Pajor, hingga Lauren James dan Lucy Bronze.

Keberhasilan Bonmatí bukan hanya soal trofi individu, melainkan simbol evolusi sepak bola wanita. Ia menjadi representasi pemain modern: teknis, cerdas, konsisten, dan berpengaruh besar terhadap identitas permainan tim.

Dengan tiga gelar FIFA The Best dan tiga Ballon d’Or di usia yang masih produktif, Aitana Bonmatí kini berdiri sejajar dengan legenda-legenda terbesar sepak bola wanita dunia, dan tampaknya masih akan terus menulis sejarah baru di tahun-tahun mendatang.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: R. Wiranto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X