Setiafakta.com - Kemarau panjang membawa dampak serius bagi kehidupan manusia dan ekosistem. Bahkan, di beberapa daerah, kebakaran menjadi ancaman yang nyata.
Menghadapi kemarau yang panjang, umat Islam bisa melakukan doa.mibta hujan.
Dalam Keputusan Muktamar Tarjih XX di Garut tahun 1976, saat terjadi kekeringan dan kekurangan air, umat Islam dituntun untuk mengucapkan doa:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا طَبَقًا مَرِيعًا غَدَقًا عَاجِلًا غَيْرَ رَائِث
allahuma asqina ghaythan mughithan mariyan tabaqan mariean ghadaqan eajilan ghayr ra
“Ya Allah, berikanlah kami hujan yang lebat, menyegarkan, merata, deras, segera, dan tidak menyebabkan kerusakan.”
Selain dengan doa, kita harus sadar bahwa menjaga kelestarian alam adalah tugas manusia. Perubahan iklim, pemanasan global, dan aktivitas manusia yang merusak lingkungan juga berkontribusi pada perubahan cuaca ekstrem seperti kemarau panjang ini.
Oleh karena itu, sambil berdoa, kita juga harus berupaya melindungi dan menjaga alam agar tidak semakin terancam.
Doa minta hujan juga dilaksanakan di zaman Nabi Muhammad SAW.
Anas bin Malik RA menceritakan, ada seorang laki-laki masuk ke dalam masjid pada hari Jumat dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, dan saat itu Rasulullah SAW sedang menyampaikan khutbah. Orang itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah SAW lalu berkata:
"Wahai Rasulullah, harta benda telah habis dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kami!" Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya seraya berdoa:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا، اللَّهُمَّ اسْقِنَا
"Allahumma isqina, Allahumma isqina, Allahumma isqina."