Erick Thohir Unggul Dibandingkan Sandiaga dan Ridwan Kamil Sebagai Cawapres

Setiafakta.com - Survei Poltracking Indonesia menyebutkan elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir paling tinggi dibandingkan tokoh calon wakil presiden (cawapres) lainnya. 

Survei yang dirilis Jumat (28/4/2023) menyebutkan pada simulasi 20 nama, Erick unggul dengan elektabilitas sebesar 16,3 persen. Tapi angkanya memang tidak jauh dengan calon unggulan lain.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda menyatakan, Erick juga unggul pada simulasi 10 nama bakal cawapres.

Baca Juga: Meski Terkenal, Jalan Ganjar untuk Jadi Presiden Masih Terjal, Ada Peluang Gagal

Dalam simulasi 10 nama, Erick Thohir memiliki elektabilitas mencapai 17,1 persen, 

Hanta menilai, kapasitas selain Menteri BUMN, yaitu Ketum PSSI, dianggap menjadi dampak positif bagi elektabilitas Erick.

"Saya kira ada panggung politik, bagi Pak Erick Thohir selain BUMN, Ketum PSSI, yang menjadi variabel sosialisasi dan beririsan dengan isu politik," ucap Hanta. 

Pesaing Erick adalah Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil. Elektabilitas Sandi merangkak naik sejak ia diisukan hengkang dari Gerindra ke PPP. "Sandiaga Uno sering disebutkan oleh PPP. Ridwan Kamil masuk Golkar cukup tinggi juga perolehan elektabilitasnya," katanya. 

Baca Juga: Meski Terkenal, Dalam Ganjar untuk Jadi Presiden Masih Terjal, Ada Peluang Gagal

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih pada Februari, Maret, April 2023. Hasilnya adalah sebagai berikut

Simulasi 20 nama cawapres: 

• 1. Erick Thohir 16,3 persen
• 2. Sandiaga Uno 14,8 persen
• 3. Ridwan Kamil 12,2 persen
• 4. Agus Harimurti Yudhoyono 7,2 persen
• 5. Mahfud MD 6,5 persen
•  6. Khofifah Indar Parawansa 6,1 perse
• 7. Puan Maharani 3,4 persen
• 8. Airlangga Hartarto 2,9 persen
•  9. Muhaimin Iskandar 2,5 persen
• 10. Tri Rismaharini 2,2 persen
• 11. Andika Perkasa 2 persen
•  12. Ahmad Syaikhu 1,9 persen
•  13. Ahmad Heryawan 0,9 persen
•  14. Zulkifli Hasan 0,5 persen
•  15. Luhut Binsar Pandjaitan 0,4 persen
• 16. Bambang Soesatyo 0,3 persen
•  17. Chairul Tanjung 0,3 persen
•  18. Yahya Cholil Staquf 0,2 persen
•  19. Tito Karnavian 0,2 persen
• 20. Muhammad Mardiono 0,1 persen
• 21. Tidak tahu tidak jawab 19,1 persen