Setiafakta.com - Para ibu menjerit setelah harga telur melampaui Rp30 ribu per kilogram. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya memberikan subsidi harga telur ayam ras menjadi Rp 10.000 per kilogram.
Berdasarkan Info Pangan Jakarta, rata-rata harga telur ayam ras di DKI per kilogram pada Selasa ini mencapai Rp30.869 per kilogram.
Adapun harga telur ayam ras paling tinggi di Pasar Tebet Barat mencapai Rp33.000 per kilogram dan terendah di Pasar Mampang Prapatan Rp28.000 per kilogram.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan harga telur murah itu bukan untuk semua warga. Hanya kelompok tertentu yang mendapat harga telur murah.
Baca Juga: Nataru, Potensi Hujan Lebat di Seluruh Jawa
Mereka adalah pemegang Kartu Pekerja Jakarta, Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, lansia Jakarta, penyandang disabilitas, penghuni rumah susun, hingga guru-guru honorer.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI menyebutkan peningkatan kebutuhan pangan tertinggi terjadi pada komoditas telur ayam sebesar 12,72 persen sejak beberapa hari menjelang Natal dan Tahun Baru.
Selain karena hari besar keagamaan, naiknya harga telur ayam ras didorong kenaikan harga pakan ternak dan serta digunakannya telur sebagai bantuan sosial rutin dan bantuan bencana alam yang mendorong tingginya permintaan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Konversi Motor BBM ke Listrik?
Untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan, Pemprov DKI bersama TPID dan Satgas Ketahanan Pangan mengawasi langsung ke lapangan untuk mengecek harga, ketersediaan, produksi dan distribusi kebutuhan bahan pangan.
Heru pun memastikan pasokan kebutuhan pangan yang berkualitas untuk masyarakat Jakarta dalam kondisi stabil, serta harga pangan tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat Jakarta.
Naik di Mana-mana
Mengutip laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, per 19 Desember 2022 harga rata-rata telur ayam ras di seluruh Indonesia adalah sebesar Rp31.250 per kg.
Artikel Terkait
Mengapa Tiga Program Anies Dihapus Oleh Gubernur Baru?
Usia Penduduk Jakarta Ternyata Makin Panjang, Ini Faktanya
Slogan Jakarta Diganti oleh Gubernur Baru, Untuk Apa?